3 penyakit hati pembinasa manusia menurut rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.anggota tubuh manusia memiliki fungsi masing-masing , jika ada yang rusak, maka segala kegiatan dalam bekerja dan juga fungsi nya otomatis pasti terganggu atau bisa tidak berfungsi sama sekali. Kalau mata rusak , penglihatan manusia akan terganggu atau bisa menjadi buta. Sama juga dengan anggota lainnya seperti halnya mulut, hidung, telinga dan juga yang lainnya.
Adapun penyakit hati di dalam islam bukan penyakit yang bisa dirasakan atau terlihat oleh orang lain. Tetapi penyakit ini secara langsung hanya bisa dilihat sama orang itu sendiri atau bisa dilihat , dari perilaku orang itu dan cara berbicara kepada antar sesama. Penyakit hati ini ini juga bukan seperti penyakit liver , kerusakan organ tubuh hati dan organ lainnya.
Penyakit hati yang diartikan di dalam islam sebagai bentuk perasaan yang ada di dalam hati yang mempengaruhi perilaku dan sifat pada diri sendiri maupun sesama muslim.
Di dalam alquran allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
Artinya; “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS At taubah :125)
Umat muslim harus menghindari penyakit hati ini supaya tidak menjadi kafir dan disaat meninggal dunia dalam keadaan kafir. Kita sebagai seorang muslim setidaknya selalu tetap menjaga hati dari sifat penyakit yang dibenci Allah Subhanahu wata’ala dan Juga Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Ada 3 penyakit hati pembinasa manusia menurut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kita juga harus mewaspadai dan menghindari penyakit hati ini , sebab bisa membuat rusaknya keimanan kita:
Pertama : penyakit Hati Iri dan Dengki. Penyakit hati ini memiliki sifat yang dimana orang tersebut tidak suka dengan orang lain yang mendapatkan kebahagian dan orang tersebut mendoakan supaya orang yang iya tidak suka mendapatkan kebahagian itu cepat kehilangan rasa bahagianya. Allah subhanahu wa ta'ala Telah memerintahkan seluruh umatnya Untuk selalu menjauhi penyakit hati ini:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An Nisa : 32)
Di dalam hadist yang diriwayatkan HR. abu Dawud., rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberi peringatan akan bahayanya penyakit iri dan dengki. “Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”.
Kedua : Takabur atau sombong. Penyakit hati yang kedua ini merupakan menyangkut dengan perasaan membanggakan dirinya sendiri dan merasa hanya dirinya yang memiliki kemampuan untuk mendapatkannya. Allah ta’ala melarang kita untuk sombong atau takabur. Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." ( QS Al Isra :37)
Ketiga: Kikir adalah penyakit hati yang dimiliki seseorang yang dimana orang tersebut tidak menginginkan untuk berbagi sedikitpun hartanya kepada orang yang sedang membutuhkan yang dimana orang tersebut mempunyai harta yang berlebih. Allah ta’ala berfirman:
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebatilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs Al Imran : 180)
Adapun hadits yang menjelaskan :
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak kepada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan)