5 Tips Etika Bermedia Sosial dalam Islam

  • 24 September 2021
  • Admin

5 Tips Etika Bermedia Sosial dalam Islam, Seiring dengan perkembangan teknologi, membawa kita ke masa dimana berbagai hal sudah dikaitkan dengan digital salah satunya adalah media social. Saat ini media sosial menjadi salah satu media yang dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk berinteraksi satu sama lain tanpa harus bertemu secara langsung. 

Melalui media sosial kita dapat berkomunikasi bersama keluarga, teman teman, dan lainnya dan melalui media social kita juga dapat memperoleh berita berita terkini dan bahkan dengan memanfaatkan media sosial kita dapat mencari rezeki dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Banyaknya manfaat dari media social menjadi alasan mengapa bermedia sosial saat ini menjadi aktivitas atau kegiatan yang selalu dilakukan setiap harinya.

Dalam memanfaatkan media social kita dituntut untuk memanfaatkanya dengan baik agar bermedia social tidak menjadi sumber dari dosa. Dalam agama Islam kita dianjurkan untuk melakukan hal hal yang tidak dan temasuk dalam bermedia social. Agar media social tidak menjadi sumber dari dosa, beriktu ada  5 etika bermedia sosial dalam islam.

Jadikan Sebagai Sarana untuk Menebar Kebaikan

Informasi yang tersebar di media sosial sedikit banyak mendeskripsikan kejernihan akhlak penulisnya. Mereka yang memiliki pandangan menyebarkan manfaat melalui tulisan dan berwawasan luas tidak akan tergesa-gesa dalam memposting berita. Ladang pahala justru akan mengalir apabila setiap hal yang kita beritakan berkhazanah Islam dan menebar faedah. Layaknya seekor lebah yang hanya akan mencari madu, jika insting kebaikan telah terparti, indra kita tidak akan tertarik untuk menciptakan hal-hal atau tulisan yang akan menimbulkan fitnah.

Mengingat Hisab atas Segala Perbuatan

Menyadari sepenuhnya akan adanya hisab atau perhitungan atas tiap detail yang kita perbuat dapat menjadi pengontrol utama dalam mengendalikan perbuatan. Akan ada hari akhir di ujung kehidupan dunia yang menjadikan manusia sadar akan keterbatasan usia yang dimilikinya. Timbangan baik dan buruk menjadi titik penentu keberadaan manusia di akhirat: surga atau neraka. Kesadaran akan hisab ini pun semestinya kita pegang saat menggunakan media sosial karena apa pun yang kita lakukan dengan media sosial juga akan menjadi catatan amal yang dipertanggungjawabkan kelak.

Lakukan Kroscek Sebelum Berpendapat (Tabayun)

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang paling baik (benar). Sesungguhnya, setan menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia” (Q.S Al-Israa' Ayat 53)

“CCTV” di Kedua Bahu

Merasa selalu diawasi oleh malaikat utusan Allah di bahu kanan dan kiri semestinya menjadikan tubuh dan akal berpikir sebelum melakukan tindakan. Pengawasan 24 jam semasa detak jantung masih berdebar bukankah cukup untuk menjadi pengendali di setiap perbuatan? Begitu pula dengan aktivitas di jejaring sosial. Like, komen, atau share kita akan disaksikan dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Ruang Keikhlasan Tanpa Mengumbar Riya

Misi atau niat hanya terjadi satu arah, yaitu kejujuran hati kepada Sang Pemilik Kehidupan. Kita tidak bisa melihat, apalagi memberikan penilaian terhadap niat seseorang. Tetapkan misi untuk memanen kelimpahan pahala-Nya tanpa berharap pujian yang melambungkan popularitas. Hal ini akan menjadi hal yang mendasari kita untuk terus melakukan segala hal yang positif.