Seorang muslim harus memiliki adab yang baik terhadap pemerintahan yang ada di Negara tersebut. Siapapun presidennya kita diperintahkan untuk bersikap baik dan juga taat. Bentuk sikap kita seperti hadist disebutkan
Dari Tamim Ad Daari, ia berkata Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Agama adalah nasehat.” Para sahabat bertanya, “ Untuk Siapa?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,” Untuk Allah , Kitab-nya, rasul-Nya, Para Pemimpin dan seluruh kaum muslimin.” (HR.Muslim no.55).
Allah berfirman di dalam alquran yang artinya:
“ Hai Orang-orang yang beriman ,taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan lah ia kepada Allah ( Al Quran) dan rasul (sunnahnya), Jika Kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari kemudian . Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” ( QS. An-Nisa:59).
Apa yang dimaksud dengan Ulil Amri di dalam ayat di atas?
Ulil Amri yang di jelaskan pada ayat diatas memiliki empat penafsiran dari para ulama, ada ulama yang mempunyai pendapat kalau ulil Amri adalah penguasa. Ada yang menyatakan kalau ulil Amri adalah para ulama. Di dua pendapat lainnya menyatakan kalau ulil amri adalah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada juga yang menyebutkan lebih spesifik bahwa ulil amri adalah Abu Bakr dan Umar pendapat ini dari ‘ Ikrimah.
Jika yang dipahami Ulil Amri adalah penguasa, maka perintah penguasa wajib ditaati selama bukan dalam perkara maksiat. Dalam hadist disebutkan,
“ Patuh dan taat pada pemimpin tetap ada selama bukan dalam maksiat. Jika diperintah dalam maksiat, maka tidak ada kepatuhan dan ketaatan.” ( HR.Bukhari, no. 2955).
Dikatakan oleh Syaikh As-Sa’di kalau ketaatan pada Allah diikutkan dengan ketaatan pada rasul dengan mengulang bentuk fi’il ( Kata Kerja) athi’u (taat lah) . Rahasianya adalah jika ketaatan pada rasul sama dengan bentuk ketaatan pada Allah. Bahwa kita mengikuti dan taat kepada Rasul berarti kita telah taat pada Allah. Sedangkan jika kita taat kepada ulil Amri disyaratkan selama bukan dalam perbuatan maksiat, itulah rahasianya. ( Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman,Hlm. 183-184).