Setiap 10 Zulhijjah, seluruh umat beragama islam di dunia akan merayakan hari raya idul adha yang biasa juga disebut dengan hari raya haji. Dalam merayakan hari raya idul adha, para umat beragama islam akan melakukan qurban. Qurban sendiri ditandai dengan adanya proses penyembelihan hewan ternak. Daging daging dari hewan ternak yang disembelih, akan dibagikan kepada sesama.
Dalam bahasa arab, qurban sendiri diambil dari kata Bahasa Arab “Qariba” yang berarti dekat atau mendekatkan. Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa melakukan qurban sebagai lambang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam sejarah islam, Hari raya qurban berawal dari perjalanan Nabi Ibrahim AS yang dimana beliau pada saat itu mengalami mimpi yang berulang ruling bahwa di dalam mimpi beliau tersebut, Allah SWT memberikan perintah kepada beliau Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putra kesayangannya , yaitu Ismail.
Pada saat itu beliau memiliki dua orang anak yang bernama Ismail dan Ishak.
Anak dari Nabi Ibrahim AS yang bernama Ismail tersebut merupakan sosok anak yang sangat patuh kepada kedua orag tuanya dan segala perintah Allah SWT, sehingga ketika Nabi Ibrahim AS mendapatkan mimpi tersebut, beliau merasa gundah gulana. Namun di sisi lain beliau mendapatkan perintah dari yang Maha Kuasa maka nabi Ibrahim AS tidak dapat berbuat apa apa melainkan menjalankan perintah dari yang Maha Kuasa.
Pada saat itu datanglah Nabi Ibrahim AS kepada anaknya yang bernama Ismail dengan maksud menyampaikan apa yang telah dialaminya terkait mimpi tersebut dan menyampaikan bahwa Allah SWT telah memerintahkannya untuk menyembelih anaknya yaitu Ismail.
Allah SWT berfirman dalam QS. As-Shaffat ayat 102 yang artinya:
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Sebagai bentuk ketaatan Nabi Ibrahim AS, ia memilih untuk melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Anaknya Ismail dengan segera meminta kepada ayahnya untuk mengikatnya dengan tali dan menajamkan pisaunya agar ketika disembeli Ismail tidak meronta kesakitan. Ismail juga meminta agar pakaiannya nanti diberikan kepada sang ibu sebagai kenang kenangan.
Namun apa yang terjadi.? Rupanya pisau yang tadi digunakan untuk menyembelih Ismail tidak dapat digunakan dan dengan seketika Allah SWT menggantikan sosok Ismail dengan seekor kambing untuk disembelih. Hal ini tercantum di dalam Ash-Shaffat ayat 107 yang artinya:
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
Dari peristiwa tersebut merupakan sebuah bentuk atas pengorbanan dan kasih sayang seorang ayah yang juga merupakan ketaatannya kepada Allah SWT.