Apakah ada Puasa bulan Rajab? Untuk masalah amalan puasa yang di khusus kan untuk bulan rajab, tidak ada hadis yang sahih yang menjelaskan amalan di bulan Rajab, tetapi ada hadist yang menyebutkan amalan di bulan Rajab yang hadist tersebut mempunyai derajat yang dhaif dan juga bertolak. Untuk menguatkan argument tersebut Ibnu Hajar mengatakan, yang artinya:
“Tidak terdapat riwayat yang sahih yang layak dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rajab tidak pula riwayat yang sahih tentang puasa rajab, atau puasa di tanggal tertentu bulan Rajab, atau shalat tahajud di malam tertentu bulan rajab. Keterangan saya ini teah di dahului oleh keterangan Imam Al-Hafidz Abu Ismail AL-Harawi.” ( Tabyinul Ajab bi Ma Warada fi Fadli Rajab, hlm.6 ).
Keterangan tersebut juga di sampaikan oleh Imam Ibnu Rajab , dengan buku karya yang mengupas tentang amalan di sepanjang tahun, buku tersebut berjudul Lathaiful Maárif, Beliau tidak ada shalat sunah khusus untuk bulan rajab, yang artinya :
“ Tidak terdapat dalil yang sahih tentang anjuran shalat tertentu di bulan Rajab. Apapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat Raghaib di malam jumat pertama bulan Rajab adalah hadis Dusta, Batil dan tidak sahih. Shalat Raghaib adalah bidáh , menurut mayoritas ulaam.”( Lathaiful Maárif, Hlm 213)
Ibnu Rajan Menerangkan untuk di sarankan melakukan uasa di bulan Haram, terdapat pada hadis dari Mujibah Al-bahiliyah dari bapak atau pamannya, Al – Bahily. Seorang sahabat Al-bahily mendatangi Rasulullah, dan bertemu terus masuk islam. ia langsung pulang kampung. Setelah satu tahun berlalu. Dia mendatangi Rasulullah. Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ya Rasulullah, apakah anda masih mengenal saya. “Tanya Kahmas,
“Siapa anda ?”Tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Saya Al-bahily, yang dulu pernah datang menemui anda setahun yang lalu.”Jawab sahabat
“Apa yang terjadi dengan anda, padahal dulu anda berbadan segar? “ Tanya nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‘Saya tidak pernah makan , kecuali malam hari, sejak saya berpisah dengan anda.” Jawab sahabat.
Mendengar begitu semangat sahabat ini dalam menjalankan ibadah puasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa Salam memberi nasehat. Yang artinya:
“ Mengapa engkau menyiksa dirimu. Puasalah di bulan sabra ( ramadhan), dan puasa sehari setiap bulan.”
Tetapi Al-Bahily selalu minta tambahan puasa sunah,
“ Puasalah sehari tiap bulan.” Orang ini mengatakan , Saya masih kuat. Tambahkan lah!” “dua hari setiap bulan.” Orang ini mengatakan , “Saya Masih kuat. Tambahkan lah! “”Tiga hari setiap bulan.”orang ini tetap meminta untuk di tambah. Sampai akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kalimat pungkasan, Yang Artinya :
“ Berpuas alah di bulan haram, lalu jangan puasa (kecuali ramadhan)…, Berpuasalah di bulan haram, lalu jangan puasa…, Berpuas alah di bulan haram, lalu jangan puasa. “ ( HR.Ahmad, Abu Daud, Al-Baihaqi dan yang lainnya . Hadis ini dinilai sahih oleh sebagian ulama dan dinilai dhaif oleh ulama lainnya)
Wallahualam Bishawab.