Apakah puasa syawal bisa digabung dengan puasa ganti? Bulan ramadhan 1443 Hijriah sudah berlalu dan kita disunnahkan menjalankan puasa syawal 6 hari setelah puasa ramadhan. Dan bagi yang memiliki hutang puasa alangkah baiknya cepat dibayar dengan mengqadha’ puasa ramadhan jangan menunda –nunda. Biasanya kalau ditunda , akan terus ditunda.
Di masyarakat ada pertanyaan seperti ini Apakah Menggabungkan puasa qadha dan puasa syawal boleh digabungkan ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita perhatikan dahulu hadits tentang keutamaan puasa syawal.
Dari Abu Ayyub Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,`
Artinya : “Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164)
Sekarang kita akan baha apakah puasa syawal bisa digabung dengan puasa ganti(qadha )?
Untuk masalah ini bisa dibedakan antara sahnya ibadah dan konsekuensi pahalanya.
1. Dilihat dari sisi sahnya ibadah, barangsiapa melaksanakan puasa dengan dua niat, maka puasanya tetap sah. Ia akan Mendapatkan Pahala pokok puasa.
2. Dilihat dari sisi pahala, ia tidak akan memperoleh pahala puasa sunnah syawal ( setahun penuh berpuasa) Sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Memberikan syarat untuk melakukan puasa ramadhan dahulu setelah itu baru puasa sunnah syawal.
Dari Madzhab Syafi'i, menyatukan dua niat ada beberapa bentuk sebagai berikut.
Bentuk yang pertama: menyatukan dua niat , yaitu niat qadha ‘puasa ramadhan dan niat puasa sunnah 6 hari bulan syawal, dan pahala qadha ‘puasa ramadhan dan pahala puasa sunnah 6 hari puasa syawal tetap mendapatkannya. Pendapat ini ada kesamaan dengan pendapat Ar-Ramli dan Al-haitami.
Bentuk yang kedua: jika niat puasa qadha ramadhan , tetapi untuk puasa syawal niatnya ditunda setelah melakukan qadha ‘, maka pahala yang didapatkan hanyalah puasa qadha saja, namun pahala puasa 6 hari di bulan syawal tidak diperoleh. Bentuk niat kedua ini Al- Haitami dan Ar-Ramli mereka sepakat.
Bentuk Yang ketiga: jika niat qadha puasa ramadhan saja, tetapi tidak melakukan niat puasa sunnah syawal setelah qadha’, ma ka untuk pahalanya yang didapat adalah pahala qadha dan mendapatkan pahala puasa sunnah enam hari syawal sebagai jaminan (dhamnan) . maksudnya adalah menyibukkan diri dengan melakukan puasa di bulan syawal . Al –Haitami memberikan pernyataan untuk bentuk ini, ia hanya memperoleh pahala qadha; saja seperti yang diniatkan.
Untuk kesimpulannya, barangsiapa yang ingin mendapatkan pahala sempurna seperti puasa satu tahun penuh. Maka haruslah ia mendahulukan melaksanakan qadha puasa ramadhan dari puasa syawal. Untuk menggabungkan niat puasa syawal dan niay qadha puasa ramadhan atau mendahulukan puasa syawal dari qadha’, puasanya tetap sah. Tetapi untuk pahala sempurna (puasa setahun penuh ) tidak mendapatkannya. Kalau mau mendapatkan pahala puasa setahun penuh, mengerjakan puasa qadha ramadhan dahulu setelah nya baru mengikuti puasa 6 hari di bulan syawal.
Untuk masalah hukum menggabungkan niat puasa sunnah syawal dengan qadha ‘puasa ramadhan adalah tidak boleh melakukan puasa sunnah dengan dua niat sekaligus yaitu dengan niat qadha puasa dan niat puasa sunnah,…
Karena di dalam menggabungkan niat tidak bisa antara wajib dan sunnah. Qodho Puasa ramadhan itu hukumnya wajib dan puasa syawal itu hukumnya sunnah. Seperti halnya shalat qobliyah subuh dua rakaát tidak akan bisa digabungkan niatnya dengan shalat subuh dua rakaat. Ini contohnya dan kaedah yang harus dipahami.
Walaupun dipahami kalau puasa wajib lebih didahulukan dari yang sunnah. Perlu diketahui dan diingat kalau amalan wajib tentu memiliki pahala lebih besar dari amalan sunnah.