Apakah Puasa Syawal Bisa Digabung Dengan Puasa Ganti?

  • 13 May 2022
  • Admin

Apakah puasa syawal bisa digabung dengan puasa ganti?  Bulan ramadhan  1443 Hijriah  sudah berlalu dan kita disunnahkan menjalankan puasa syawal 6 hari setelah puasa ramadhan. Dan bagi yang memiliki hutang puasa alangkah baiknya  cepat dibayar dengan mengqadha’ puasa ramadhan jangan menunda –nunda. Biasanya kalau ditunda , akan terus ditunda.

Di masyarakat  ada pertanyaan  seperti ini Apakah Menggabungkan puasa qadha dan puasa syawal boleh digabungkan ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita  perhatikan dahulu hadits tentang keutamaan puasa syawal.

Dari Abu Ayyub Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,`

Artinya : “Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164)

Sekarang kita akan baha apakah puasa syawal bisa digabung dengan puasa ganti(qadha )?

Untuk masalah ini bisa dibedakan  antara sahnya ibadah dan konsekuensi pahalanya.

1.   Dilihat dari sisi sahnya ibadah, barangsiapa melaksanakan puasa dengan dua niat, maka puasanya tetap sah. Ia akan Mendapatkan Pahala pokok  puasa.

2.   Dilihat dari sisi pahala,  ia tidak akan memperoleh pahala puasa sunnah syawal ( setahun penuh berpuasa) Sebab Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam  Memberikan syarat untuk melakukan puasa ramadhan dahulu setelah itu baru puasa sunnah syawal.

Dari Madzhab Syafi'i, menyatukan dua niat ada beberapa  bentuk sebagai berikut.

 Bentuk yang pertama: menyatukan dua niat , yaitu niat qadha ‘puasa ramadhan dan niat puasa sunnah 6 hari bulan syawal,   dan pahala qadha ‘puasa ramadhan dan pahala puasa sunnah 6 hari puasa syawal tetap mendapatkannya.  Pendapat ini ada kesamaan dengan pendapat Ar-Ramli dan Al-haitami.

Bentuk yang kedua: jika niat puasa qadha ramadhan , tetapi untuk puasa syawal niatnya ditunda setelah melakukan qadha ‘, maka pahala yang didapatkan hanyalah puasa qadha saja, namun pahala puasa 6 hari di bulan syawal tidak  diperoleh.  Bentuk niat kedua ini  Al- Haitami dan Ar-Ramli  mereka sepakat.

 Bentuk Yang ketiga:   jika niat qadha puasa ramadhan saja, tetapi tidak melakukan niat puasa sunnah syawal setelah qadha’,  ma ka untuk pahalanya yang didapat adalah pahala qadha dan mendapatkan pahala puasa sunnah enam hari syawal  sebagai jaminan (dhamnan) . maksudnya  adalah menyibukkan diri  dengan melakukan puasa di bulan syawal . Al –Haitami memberikan pernyataan untuk bentuk ini, ia hanya memperoleh pahala qadha; saja seperti yang diniatkan.

Untuk kesimpulannya, barangsiapa yang ingin mendapatkan pahala sempurna seperti  puasa satu tahun penuh. Maka haruslah ia mendahulukan melaksanakan qadha puasa ramadhan dari puasa syawal. Untuk menggabungkan niat puasa syawal dan niay qadha puasa ramadhan atau mendahulukan puasa syawal dari qadha’, puasanya tetap sah. Tetapi untuk pahala sempurna (puasa setahun penuh ) tidak mendapatkannya. Kalau  mau mendapatkan pahala puasa setahun penuh, mengerjakan puasa qadha ramadhan dahulu  setelah nya baru mengikuti puasa 6 hari di bulan syawal.

Untuk masalah hukum menggabungkan niat puasa sunnah syawal  dengan  qadha ‘puasa ramadhan adalah tidak boleh  melakukan puasa sunnah dengan dua niat sekaligus yaitu dengan niat qadha puasa dan niat puasa sunnah,…

Karena di dalam menggabungkan niat tidak bisa  antara wajib dan sunnah. Qodho Puasa ramadhan itu hukumnya wajib dan puasa syawal itu hukumnya sunnah. Seperti halnya shalat qobliyah subuh dua rakaát tidak akan bisa digabungkan niatnya dengan shalat subuh dua rakaat. Ini contohnya dan kaedah yang harus dipahami.

Walaupun dipahami kalau puasa wajib lebih didahulukan dari yang sunnah. Perlu diketahui dan diingat kalau amalan wajib tentu memiliki pahala lebih besar dari amalan sunnah.