Seseorang yang membuat kesalahan dalam urusan dunia ataupun akhirat , jika dy menyesali pasti dya tidak akan mengulanginya. Dan diwajibkan untuk bertobat. Dan disunnahkan dengan mealaksanakan sholat taubat. Hadist Abu Bakar Ash Shiddiq, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda
“ Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik,kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua raka’at kemudian meminta ampun kepada Allah,kecuali Allah akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini: “ Dan(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri-sendiri, mereka ingat akan Allah,lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampubi dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. ’ ( HR.Tirmidzi no. 406, Abu Daud no.1521, Ibnu Majah no.1395. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa Hadist ini Shahih). Meskipun sebagian ulama mendhoifkan hadist ini, namun kandungan ayat (Ali Imron ayat 135) sudah mendukung disyariatkan shalat taubat.
Melaksana kan sholat taubat tidak sulit, mengerjakannya seperti sholat sunnah biasa dua rakaat dan hanya cukup kita niat dalam hati, tanpa perlu melafazkan niat tertentu. Dan waktunya tidak diterangkan. Boleh kapan pun melakukannya . dan di waktu terlarangpun di perbolehkan untuk melaksana kan sholat taubat. Ibnu Taimiyah rahimahullah ,mengatakan
“ Demikian pula shalat taubat (termasuk shalat yang memiliki sebab dan harus segera dilakukan,sehingga boleh dilakukan meskipun waktu terlarang untuk shalat . Jika seseorang berbuat dosa,maka taubatnya itu wajib, yaitu wajib segera dilakukan. Dan disunnahkan baginya untuk melaksana kan shalat taubat sebanyak dua raka’at.Lalu ia bertaubat sebagaimana keterangan dalam hadist Abu Bakar Ash Shiddiq.”
Perlunya mengetahui Syarat- syarat Taubat setelah kita mengetahui tata cara sholat taubat yang benar. Syarat-syarat tauabta berikut diringkaskan oleh para ulama sebagaimana di katakan oleh Ibnu Katsir,
“ Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lal. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya / mengembalikannya.”