Islam tidak pernah mengajarkannya. Dan jika tidak ada ajarannya itu termasuk bid’ah. Hukum dari mithoni atau syukuran hamil 7 bulan) bisa di simpulkan adalah bid’ah. Seperti yang kita ketahui kalau bid’ah merupakan semua perkara baru dalam agama yang tidak ada dalil atau tidak ada ajaran langsung dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam. Rasul bersabda:
“ Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), Karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ ah merupakan kesesatan.” ( HR. Abu Dawud , no.4607;Tirmidzi,2676;Ad Darimi; ahmad;dan lainnya dari Al ‘Irbadh bin Sariyah).
Pada acara mitoni (selamatan hamil 7 bulan) adanya pembacaan diba’ di saat berlangsungnya acara tersebut, dan dalam ajaran islam tidak ada yang namanya diba. Dikarenakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan jug para sahabat, di zaman tersebut tidak ada. Diba yang di maksud dari kalangan masyarakat Indonesia itu adalah Maulid Ad Daibaíi, sebuah buku yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah shalalllahu ‘alaihi wasallam, dan terdapat puji-pujian kepada beliau. Yang sangat disayangkan pujian-pujian tersebut banyak yang ghuluw ( berlebihan,melewati batas). Seperti contoh berikut ini :
“ Dahi Beliau ( nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) seperti fajar, rambut depan beliau seperti malam, hidung beliau berbentuk(Huruf) alif, mulut beliau berbentuk(huruf) mim, alis beliau berbentuk (huruf) nun, pendengaran beliau mendengar suara qolam(pena yang menulis taqdir), pandangan beliau menembus tujuh lapisan ( langit atau bumi). ( Lihat Majmuátul mawalid, hlm. 9, tanpa nama penerbit.
Buku ini banyak dijual di toko-toko buku agama)
Kalimat yang di terangkan diatas adalah kalimat yang ghuluw(melewati batas). Karena Sebenarnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui perkara ghaib. Yang mengetahui perkara
Ghaib hanyalah Allah Azza wa jalla . Allah Berfirman :
“Katakan lah: “Tidak ada seorang pun di langit dan dibumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan di bangkitkan.”( QS An Naml: 65)