Cara Mendidik Anak Menurut Islam Sesuai Ajaran Nabi. Anak adalah anugerah dari allah Subhanahu wa ta'ala. Yang merupakan sebagai aset kita untuk dunia dan akhirat. Dan semua orang yang telah menikah dan yang telah diberikan amanah seorang anak oleh Allah Ta’ala tentunya memiliki keinginan untuk anaknya menjadi seorang anak yang shalih dan bermanfaat kepada orang tuanya dan juga agamanya. Anak juga merupakan sebab untuk orang tua yang akan terus mendapatkan manfaat dari doa dan amalannya. Sampai dengan orang tua meninggal. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu , ia mengatakan kalau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631).
Semua orang tua tentunya memiliki harapan untuk memiliki keturunan atau anak yang shalih. Seorang anak yang shalih akan sangat bermanfaat bagi orang tua yang telah tiada (meninggal), dimana akan terus mendapatkan manfaat dari anaknya. Bukan hanya dari doa saja seperti yang disebutkan di dalam hadits diatas. Tetapi orang tua akan mendapatkan manfaat yang diperoleh dari amalan anaknya .
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Artinya : “Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.” (HR. Abu Daud no. 3528, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 4: 4, 6043, Tirmidzi no. 1358, dan Ibnu Majah no. 2290. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Berikut ini ada beberapa cara mendidik anak menurut Islam sesuai ajaran nabi
- DOA
Doa merupakan sebuah factor utama untuk mendapatkan anak yang shalih . sebab keshalihan akan di dapat dengan taufik dari petunjuk Allah ,
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A'raf : 178)
Perlu kita ketahui kalau hidayah itu ada di tangah Allah Ta’ala. Perbanyaknya memohon kepadanya . berikut contoh-contoh doa yang dapat diamalkan dan sudah dipraktikkan oleh para nabi di masa sila,
Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
“Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabb ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).
Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa] (QS. Ali Imran: 38).
- Orang tua juga Harus Memperbaiki Diri dan Menjadi shalih
Jika orang tua menginginkan seorang anak shalih, maka orang tua juga wajib untuk memperbaiki diri. Tidak hanya berharap anaknya menjadi baik. Tetapi orang tua sendiri masih selalu bermaksiat, susah sholat , tidak mau menutup aurat, Sebagian salaf sampai-sampai terus menambah shalat, cuma ingin agar anaknya menjadi shalih.
Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,
“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih, pen.).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)
Bukti lain kalau keshalihan orang tua memiliki pengaruh pada anak :
“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” (QS. Al-Kahfi: 82).
- Pendidikan Agama Sejak Dini
Allah memerintahkan kepada kita untuk menjaga diri kita dan anak kita dari neraka sebagaimana disebutkan dalam ayat,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6). Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir (7: 321), ‘Ali mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah,
“Ajarilah adab dan agama pada mereka.” Tentang shalat pun diperintahkan diajak dan diajarkan sejak dini. Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).