“ Tahukah kamu orang yang mendustaan Agama,itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjur kan member makan kepada orang miskin.” Maka dari itu kalian wajib memuliakan dan juga menyantuni anak yatim, karena ada 7 keutamaan Menyayangi Anak Yatim dalam Islam yaitu:
1. Di Surga bersama Rasulullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Aku dan ornag yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surge seperti ini “, Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari tengah beliau shallallahu álaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” ( HR Bukhari, Shahih Bukhari, Sahl bin Saád As- Saídiy :5304).
2. Mendapatkan perlindungan pada hari Kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran di hari kiamat Allah Subhanahu Wa taála tidak akan mengadzab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah padanya serta manis tutur katanya. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang di peroleh Allah Kepadanya.”( HR. Thabrani).
3. Memberikan Berkah ke Dalam Rumah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : “ Sebaik –baikn rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan bururk. “(HR .Ibnu Majah).
4. Kebutuhan Hidup akan Terpenuhi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : “ Barang siapa yang mengikut sertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim , dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surge.” ( HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib, Malik Ibnu Harits: 1895)
5. Menjadikan sifat Murah Hati
Murah hati merupakan keutamaan dalam islam sehingga orang yang memberi kasih sayang pastinya akan dikasihi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Sempurna keimanan salah seorang di antarmu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” ( HR Bukhari dan Muslim).