Doa Ketika Dipuji dalam Islam

  • 02 October 2021
  • Admin

Doa Ketika Dipuji dalam Islam, Menghindarkan dari Sifat Sombong, Di dalam ajaran Islam kita diajarkan untuk tidak berbuat sombong dan terutama saat menerima pujian dari orang lain.

Saat memperoleh sebuah pujian, terkadang ada banyak orang yang lupa diri dan bahkan menjadi sombong ketika mengetahui dirinya dipuji oleh sebagian banyak orang.

Sifat sombong adalah merupakan sifat yang dibenci oleh banyak orang, sebab sifat sombong sama halnya dengan merendahkan drajat orang lain sehingga orang orang yang merasa dirinya direndahkan akan merasa kesal dan jengkel yang akan menjadi penyebab putusnya tali silaturahmi antar sesama, maka dari itu bagi anda yang saat ini menerima sebuah pujian dari seseorang, maka hendaklah anda mengingat bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi dan begitu pula dengan pujian yang anda terima saat in.

Untuk menghindarkan anda dari sifat sombong saat menerima sebuah pujian, berikut ada Doa Ketika Dipuji dalam Islam.

Doa Ketika Dipuji dalam Islam

Bacaan latin doa ketika dipuji dalam Islam:

Allahumma laa tu akhidzni bima yaquuluuna, waghfirlii maa laa ya'lamuuna Waj 'al nii khairommimmaa yazhunnuun.

Artinya:

Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka pikirkan. 

Adab Ketika Dipuji dalam Islam

Syekh Ahmad Zarruq dalam As-Syirkatul Qaumiyyah mengatakan bahwa pujian itu tidak tercela dan tidak juga terpuji, karena pujian itu dapat mengantarkan seseorang pada kesempurnaan, kekurangan, atau sesuatu selain keduanya.

Namun, sebagai umat muslim hendaklah kita menyadari bahwa hanya Allah yang berhak mendapatkan pujian itu. Dengan demikian, umat muslim akan mengembalikan pujian tersebut hanya kepada Allah.

Banyak ulama salaf memperingatkan umat muslim harus berhati-hati terhadap pujian. Pasalnya, menyikapi pujian dengan salah justru dapat berakibat pada rusaknya amal.

Sebuah hadist qudsi menyebutkan Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya (artinya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya” (HR. Muslim no. 2985).

Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Amalan seseorang yang berbuat riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” (Syarh Shahih Muslim, 18: 115).