Mertua dan menantu tidak semua keinginan dan sifat bisa sama , pasti ada perbedaan. Sebagai seorang menantu kita posisikan diri menjadi seorang anak yang tidak mengetahui apa-apa. Selalu mengalah apa yang mertua lakukan. Selalu juga merasa bodoh. Orang tua atau mertua akan selalu merasa benar. Walaupun dalam kenyataannya kita itu yang benar.
Terdapat kisah menarik yang dimana berkaitan dengan sikap seorang menantu kepada mertua, yaitu ketika bibi dari Al Hushain bin Mihshan datang kepada Rasulullah. Nabi kemudian bersabda yang artinya:
“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah dimana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.”
(HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)
Dari hadits diatas kalau kita cermati secara tidak langsung kita diperintahkan untuk selalu berbuat baik terhadap mertua , yang dimana sebagai suatu bentuk bakti kita kepada suami . dalam menjalin suatu hubungan baik kepada mertua merupakan salah satu upaya menyenangkan hati suami. Maka dari itu , tidak hanya kebahagiaan lahir dan batin yang akan anda peroleh , tetapi akan memperoleh ridha allah Subhanahu wata’ala.
Ada Pertanyaan Apakah istri wajib berbakti kepada mertua?
Istri itu punya kewajiban untuk berbakti dan selalu taat kepada suami , ini sudah jelas.
Dalilnya, hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, yang artinya:
“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci ” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita –setelah hak allah dan rasulnya- daripada hak suami ” ( Majmu Al Fatwa, 32:260)
Syaikh Musthofa Al Adawi mengatakan : seorang istri tidak wajib berbakti kepada mertua, tetapi Mustahab (sunnah ) dan itu Bagian dari ihsan ( berbuat Baik).
Jika mertua sudah memiliki usia lanjut (tua), dan selalu sakit-sakitan maka kewajiban seorang menantu (istri) dan merawatnya. Disaat suami lagi bekerja, berusaha untuk membantu menjaga mertua . kita bisa membantu memasak,membersihkan rumah atau memberikan makan . ciri-ciri istri yang baik harus bisa melakukan itu semua dengan niat yang ikhlas karena allah ta’ala . jangan terlalu mengharapkan imbalan . Yakin dan Percayalah Allah Pasti akan memberikan pahala ganda.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-engKaulah kembalimu”. (Q.S Luqman:14)
Dengan penjelasan diatas , seorang wanita setelah menikah , lebih baiknya bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang tua suami (mertua). Begitu detail islam mengaturnya
“Yang paling berhak atas seorang wanita adalah suaminya. Yang paling berhak atas seorang lelaki adalah ibunya." (HR Tirmidzi)