Hindari Hal Seperti Ini Agar Puasa Tak sia sia. Puasa ramadhan sudah berjalan sekitar sepuluh hari . dan selama sepuluh hari ini apakah puasa kita sudah baik atau tidak?
Di Bulan Ramadhan ini setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa yaitu menahan lapar dan dahaga mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Tetapi diantara umat muslim yang menjalankan puasa , tidak mendapatkan apa-apa yang hanya menahan lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam membawakan berita yang benar dan bersabda:
Artinya: “ betapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga. “ (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi –yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).
Ada beberapa hal yang membuat amalan puasa seseorang akan menjadi sia-sia , semoga allah Subhanahu wa ta'ala memberikan taufik pada kita untuk menjauhi hal-hal ini.
1. Berdusta (Az zuur)
Berkata dusta merupakan perbuatan yang bisa membuat ibadah puasa seorang muslim akan menjadi sia-sia , dan hanya merasakan lapar dan dahaga.
Dari Abu hurairah. Rasulullah Shallallahu ‘ alaihi Wa sallam Bersabda.
“ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
As Suyuthi Mengatakan kalau Az zuur adalah berkata dusta dan memfitnah (Buhtan). Sedangkan mengamalkannya Berarti melakukan Perbuatan keji yang merupakan Konsekuensinya yang telah allah Larang (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah)
2. Berkata Lagwu (sia-sia) dan Rafts (kata-kata porno)
Perkataan Lagwu dan Rofats. Merupakan sebuah perbuatan yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia.
Dari Abu hurairah, Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam Bersabda,
Artinya : “ Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Diterangkan di dalam Fathul bari (3/346) Al Akhfasy Mengatakan,
Artinya: “Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”
Di Dalam fathul bari (5/157), Ibnu hajar mengatakan,
Artinya: “Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
Al Azhari mengatakan ,
Artinya : “ Istilah rafats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rafats adalah kata-kata porno.”
Itulah diantara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan menggunjing orang lain.
3. Melakukan maksiat
Perlu diketahui kalau menjalankan ibadah puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, tetapi hendaknya seorang yang menjalankan ibadah puasa tidak melakukan perbuatan yang haram.
Adapun petuah dari ibnu Rajab Al Hambali sebagai berikut:
“Ketahuilah, amalan taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dilarang yaitu dusta, perbuatan zalim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Sejelek –jeleknya ibadah puasa yang hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun untuk maksiat masih tetap dijalankan. Setidaknya seorang muslim menahan anggota badan lainnya dari berbuat maksiat. Ibnu Rajab mengatakan:
“ Tingkatkan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
Semoga Allah ta’ ala memberikan kita petunjuk ketakwaan, kemampuan untuk menjauhi yang dilarang dan diberikan rasa kecukupan.