Inilah Hukum Puasa Supaya anak lancar Ujian

  • 28 July 2022
  • Admin

Inilah Hukum Puasa Supaya anak lancar Ujian. Sebagian masyarakat  ada yang menjalankan puasa  disaat anaknya akan menjalani ujian sekolah dengan niatan supaya  disaat menjalankan ujian sekolah anak tersebut bisa  dilancarkan.  Adapun permasalahan seperti ini ditanyakan  kepada Syaikh Sa’ad bin turki Al khatslan sebagai berikut

Banyak pertanyaan tentang melakukan ketaatan dengan tujuan duniawi. Contohnya membaca alquran supaya dilapangkan rezeki atau supaya cepat sembuh dari penyakit. Dan melakukan amalan ketaatan supaya dikaruniai anak, atau supaya dilancarkan ujian (tes), dan lain lain  Apa Hukumnya?

Syaikh Sa’ad bin turki Al khatslan Menjawab   Permasalahan ini ada beberapa gambaran .

Pertama . Melakukan ketaatan Hanya  ingin pahala dari allah. Inilah bentuk ibadah yang paling sempurna dan paling besar pahalanya.

Kedua. Melakukan ibadah bukan untuk mendekatkan diri kepada allah, tetapi hanya untuk tujuan duniawi semata. Maka ini sebagaimana Firman allah ta’ala, artinya

“ Barangsiapa  menginginkan dunia dan perhiasannya, maka akan kami berikan pahala sempurna di dunia, sehingga ia tidak dirugikan ”  “ Mereka itulah orang –orang yang tidak memperoleh pahala di akhirat kecuali neraka “ . ( QS. Hud :15-16)

Jadi jenis kedua ini tidak boleh!

Ketiga . Menggabungkan niat. Yaitu ingin mendekatkan diri kepada allah Subhanahu wata’ala dengan ibadah tersebut sekaligus ingin mendapatkan tujuan duniawi. Para ulama  mengistilahkan  dengan  “menggabungkan niat “ ini berbeda dengan Riya’!  Riya Adalah beribadah hanya untuk manusia. Ia hanya ingin dilihat dan dipuji-puji manusia. Bukan ini yang dimaksud disini! 

Orang  jenis ketiga ini, ingin mendekatkan diri kepada allah, bukan ingin riya’.  Tetapi disamping ingin  mendekatkan diri kepada Allah , ia juga ingin tujuan duniawi.  Semisal dengan orang yang berhaji tetapi sekaligus ingin berdagang. Terdapat ayat khusus tentang niatan ini.

“Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari rezeki dari Rabb kalian “. ( QS. Al-Baqarah : 198)

Ayat ini turun tentang para sahabat yang ingin berhaji sekaligus berdagang. Saat it mereka merasa berdosa saat menggabungkan niat haji dan berdagang. Maka Allah Subhanahu wata’ala pun  menurunkan ayat ini, “ Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari rezeki dari Rabb kalian “.”Apabila kalian telah bertolak  dari Arafah ” hingga akhir ayat.

Kesimpulannya ,  “Menggabungkan niat” dalam ibadah untuk akhirat dan dunia diperbolehkan , menurut pendapat yang paling kuat. Contoh: Berhaji sekaligus berdagang.  Membaca surat Al- baqarah dalam rangka beribadah dan membentengi rumah dari setan. Berpuasa dalam rangka beribadah sekaligus diet.  Belajar ilmu syar'i dalam rangka beribadah sekaligus ingin mendapatkan ijazah dan sebagainya.

Hal seperti ini diperbolehkan . menurut pendapat yang kuat. Dalilnya sebagaimana yang disebutkan diatas tadi.juga ada dalil lain , yaitu firman Allah Subhanahu wa ta'ala tentang Nuh,

Aku (Nuh) Berkata : “Beristighfarlah kalian semua! “ Perhatikan , Istighfar adalah ibadah. Tapi Nuh Alaihissalam berkata ,  “ Beristighfarlah kalian semua ! Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. “ Kemudian beliau sebutkan beberapa manfaat duniawi.   “ Pastilah Allah akan  menurunkan hujan lebat, memperbanyak harta dan anak-anak kalian, serta memberikan kepada kalian kebun dan sungai-sungai. “ ( QS. Nuh: 10-12)

Begitu juga Sabda nabi shallallahu alaihi wasallam,

“Barangsiapa membunuh musuh dan ia punya bukti , maka harta yang melekat pada musuh  tersebut menjadi miliknya “.  ( HR. Bukhari no 3142 dan Muslim  no 1751)

Padahal perang dijalan allah harus dengan niat yang ikhlas. Nabi shallallahu alaihi wasallam  Pernah bertanya, 

“Manakah yang berjihad di jalan allah ? 1. Seorang laki-laki yang berjihad karena fanatisme kelompok , 2. Agar terlibat pemberani, 3.  Agar mendapat kedudukan tinggi.” Belia menjawab , “ orang yang niatnya adalah untuk meninggikan kalimat tauhid. Dialah yang dijalan Allah. “ ( HR. Bukhari no. 7458 dan Muslim no 1904)

 Meski demikian beliau shallallahu alaihi wasallam tetap berkata , “  Barangsiapa membunuh musuh dan ia punya bukti , maka harta yang melekat pada musuh tersebut menjadi miliknya “ beliau ingin memotivasi.  Orang yang termotivasi dengan sabda nabi Shallallahu alaihi wa sallam ini, lalu ia berjihad dengan ikhlas dan dapat membunuh musuh,  dia ingin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, sekaligus ingin mendapatkan harta yang melekat pada musuh tersebut. Ini menunjukkan bahwa menggabungkan niat, insya allah , diperbolehkan . Na’am.