Malam Nishfu Sya’ban

  • 15 May 2021
  • Admin

Malam Nishfu Sya’ban , merupakan malam dimana al quran di turunkan. Dan juga di antara mereka meyakini  kalau malam  nishfu sya’ban  adalah malam yang sangat istimewa. Mereka meyakini dengan sandaran dari perkataan ‘Ikrimah tatkala beliau menjelaskan maksud  firman Allah, yang artinya:

“ sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kami lah yang memberi  peringatan , pada malam itu di jelaskan  segala urusan yang penuh hikmah.”( QS. Ad Dukhan :3-4)

Dari ayat yang dijabarkan  diatas yang dimaksud dengan malam yang penuh dengan berkah  adalaha malam Lailatul Qadar,    Mayoritas ulama berpendapat seperti itu. Ttapi Íkrimah -   semoga allah merahmati beliau – mempunyai pendapat yang lain. Pendapat beliau kalau malam tersebut adalah malam nishfu sya’ban. 9 Zaadul Masir, 5/346)
Tetapi  jika ada pendapat yang mengatakan kalau Alquran itu turun di malam nishfu Sya’ban  merupakan pendapat yang lemah  dikarenakan  pendapat tersebut sangat menyelisihi dalil tegas Al Quran. Ayat diatas (surat Ad Dukhan) itu masih Global dan  di jelaskan lagi dengan ayat,  yang artinya:

“ ( Beberapa hari yang ditentukan  itu ialah bulan Ramadan , bulan yang di dalamnya di turunkan (Permulaan) Al Quran.” ( QS . Al Baqarah: 185)  dan juga dijelaskan pula dengan Allah berfirman, yang artinya :

“  Sesungguhnya Kami telah menurunkannya ( Al quran) pada Lailatul Qadr. “ ( QS. Al Qadr:1)
Untuk sholat nishf sya’ban tidak ada satu dalil pun yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat.  Dan dalil yang ada hanyalah dari  beberapa tabi’in yang merupakan fuqoha’negeri Syam.”( Lathoif Al Maárif, 248).

Walaupun ada orang – orang  yang  mengatakan dengan pendapat kalau  tidak dilarang menghidupkan malam nishfu sya’ban dengan sholat  berjamaah di  masjid , mereka sebenarnya tidak memiliki dalil  satu pun.  Hadist Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam,, yang artinya:
“ Barang siapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak “(HR. Muslim No.1718).