Menata Ekonomi Keluarga Dalam Perspektif Islam

  • 31 March 2022
  • Admin

Hidup di dunia ini pasti kita akan mendapatkan masalah tentang keuangan. terutama bagi seorang laki-laki yang sudah menikah, secara tidak langsung akan mempunyai tanggung jawab  dengan keuangan di dalam keluarganya yaitu untuk keperluan  hidup istri,anak dan suami,  untuk tahun ini dan tahun depan, atau disaat anak akan melanjutkan sekolah.

Nabi Muhammad  Shallallahu alaihi wa sallam. bersabda: “hak seorang anak dari orang tuanya ada 3 perkara yaitu; 1. Mendapatkan pembelajaran Al-Quran, 2. Memanah (memperhatikan keseriusan anak dalam belajar), 3. Tidak mendapatkan rizki kecuali dari jalan yang halal dan baik.” (HR. Bukhari-Muslim).

untuk masalah keuangan  Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam fokus dalam masalah keuangan di dalam keluarga. Yang dimana  perlunya diketahui tentang pendapatan atau rezeki dari yang halal aau yang haram.  Dengan permasalahan ini. Akan sangat erat kaitanya dengan manajemen ekonomi di dalam keluarga muslim dan juga pemimpin rumah tangga.sebagai seorang  ayah jangan pernah bermain main  dalam memberikan nafkah kepada anak-anak dan istrinya. Penghasilan yang didapatkan oleh ayah harus jelas, dan benar status hukum dalam mendapatkannya.   Dalam mendapatkan penghasilan jangan pernah hanya asal saja, dengan menghalalkan segala macam cara yang menghalalkan semua nya. Sebab pendapatan yang ayah akan hasilkan akan dikonsumsi oleh anak dan keluarganya yang bisa berdampak dalam kelanjutan seterusnya.

 Hukum Mencari dan Membelanjakan harta

Nabi shallallahu alaihi wasallam  menyampaikan nasihat pernikahan kepada anaknya Fatimah dengan ali adalah tugas suami  adalah mencari penghasilan dan adapun tugas istri adalah mengelola penghasilan . Jangan sampai harta yang masuk rumah itu menjerumuskan nya ke neraka . dan tidak boleh menyia nyiakan harta.

Allah subhanahu wata’ala bersabda:

Artinya: “dan termasuk ciri dari hamba Allah yang Maha Pengasih, yang apabila menginfakkan /membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir, mereka membelanjakannya di antara keduanya secara wajar.” (QS. Al-Furqan: 67).

Ayat diatas menerangkan kepada kita yang dimana kita sebagai perilaku kehidupan dalam mencari dan yang memanfaatkan rizki dari allah , janganlah sembarangan , jangan boros , hidup hedonisme, ingin terlihat mewah ataupun sebaliknya, sangat pelit, dan perhitungan .

Cara mengelola Harta

Berikut ada beberapa cara atau kiat mengelola harta di Rumah tangga supaya berkah, diridhoi Allah ta’ala dan sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu:

1.   Selalu berkomitmen dengan nilai islam (kalau rezeki sudah diatur)

2.   Selalu membuat skala prioritas (Hindari kredit/hutang). Utamakan kebutuhan yang penting dan paling utama dibanding dengan keinginan untuk hanya sekedar punya saja, yang dimana itu tidak mendesak

3.   Selalu menyeimbangkan antara pengeluaran dan pendapatan(carilah keberkahan )

4.   Seorang istri boleh bekerja tetapi dengan niat ta’awun( membantu perekonomian keluarga atau suami)

5.   Tidak konsumtif :  selalu mengingat kalau harta itu adalah amanah.

Kiat Menghindari Riba

 Agar kita bisa terhindar dari Riba maka selalu bersabar jika ingin memiliki sesuatu. Bersabar untuk memiliki sesuatu yang kita inginkan itu kedepannya kita akan lebih tenang jika kita mengumpulkan uang untuk membelinya maka kita bisa membeli sesuatu itu dengan cash tanpa kredit. Dan sangat jelas. Membeli dengan cara cash akan lebih tenang dibanding membeli dengan kredit  di finance , yang kita sudah mengetahui kalau kredit di finance memiliki bunga yang besar dan bunga termasuk dengan riba.

Menghindari urusan dengan bunga bank dan riba dalam pandangan ajaran islam sangat jelas . Allah dan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sangat tegas mengingatkan dengan bahaya hidup dalam lingkarang riba. Dan perlu kita ketahui kalau derajat hukum bagi pelaku riba di dalam hukum islam juga sangat hina.  Yang dimana kalau dosa riba diterangkan yang paling ringan adalah setara dengan berzina dengan ibu kandung.

Lebih baik kita belajar bahwa hakikat mencari dan membelanjakan harta adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT semata. Komitmen pasangan untuk selalu mengusahakan jalan yang sesuai syariat dalam mencari dan membelanjakan harta penting untuk disepakati. Keberkahan akan menyelimuti keluarga apabila harta yang mengalir dalam keluarga juga diliputi dengan keberkahan.