Menyikapi Mimpi Dalam Islam

  • 31 May 2021
  • Admin

Mimpi disaat kalian tidur  semua pasti sudah pernah mengalaminya.   Orang yang mengalami mimpi  mempercayai kalau apa yang diimpikan merupakan suatu pertanda  tentang kehidupan nyata yang akan datang. Ada juga yang kurang mempercayai mimpi , mereka menganggap mimpi tersebut hanya bunga tidur saja.

Di dalam islam ada sebuah artis dari mimpi . seperti yang dialami  nabi Ibrahim Alaihi salam  yang mendapatkan  perintah  menyembelih nabi Ismail melalui mimpi  oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan juga Nabi Yusuf yang dimana beliau  diberi kelebihan bisa menafsirkan  mimpi .  tanda-tanda kenabian nabi yusuf  terlihat melalui mimpi beliau melihat matahari, bintang dan bulan.
Di dalam alquran surah Yusuf ayat 4  allah Ta’ala berfirman yang artinya

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang,matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”
Islam mengajarkan kalau mimpi ada  tiga bagian , Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah shalallahualaihi wa salam berkata:
“ Mimpi itu ada tiga macam:bisikan hati, ditakut setan, dan kabar gembira dari allah.”(HR.Bukhari).

Yang pertama, Di zaman kenabian , mimpi merupakan suatu  kabar baik dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dari Abi Saíd, Rasulullah Bersabda :
“Mimpi yang baik adalah bagian dari 46 bagian kenabian.”(HR. Bukhari)

Yang Kedua , Suatu Mimpi yang seseorang selalu memikirkan teralu sering apa yang diinginkan  merupakan mimpi  yang muncul dari bisikan hati.
Yang ketiga, Mimpi bisa berasal dari setan   seperti mimpi buruk. Setan saat dikeluarkan dari surganya allah mereka bersumpah akan menggoda manusia sampai hari kiamat tiba. Begitu pula disaat kalian tertidur ,setan masih bisa menggoda manusia , jadi kalian akan mimpi buruk. Mimpi buruk tidak usah di tafsir kan  atau diceritakan , Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda:

“Apabila setan mempermain kan salah seorang dari kalian di dalam tidurnya, maka janganlah dia menceritakannya kepada orang lain .”(JHR Muslim)