Pengertian Ghibah, Dalil dan Segunung Dosa Dalam Islam, Ghibah menjadi suatu perbuatan yang harus dihindari, sebab Ghibah masuk ke dalam salah satu perbuatan yang dapat menimbulkan dosa, dan Ghibah juga menjadi suatu perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Sebagai umat Islam yang taat, pastinya kita tidak ingin melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan dosa.
Lantas apa yang dimaksud dengan Ghibah, serta bagaimana pendapat Islam terkait perbuatan Ghibah.? Untuk penjelasannya, silahkan simak artikel ini hingga selesai.
Pengertian Ghibah, Dalil dan Segunung Dosa
Untuk mengetahui lebih dalam terkait Ghibah, berikut ulasan tentang Pengertian, Dosa dan hukum terkait larangan Ghibah
Pengertian Ghibah
Dalam Islam, Ghibah merupakan suatu perbuatan yang dibenci oleh Allah dan harus dihindari bagi umat Muslim. Secara etimologi, ghibah berasal dari bahasa Arab (dari kata ghaabaa yaghiibu ghaiban), yang artinya ghaib, tidak hadir. Jika dilihat dari etimologi tersebut, dapat diartikan jika Ghibah merupakan bentuk 'ketidakhadiran seseorang' dalam sebuah pembicaraan.
Sementara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ghibah diartikan sebagai kegiatan membicarakan keburukan seseorang. Ghibah dianggap sebagai sebuah perbuatan yang membicarakan tentang keburukan atau aib dari seseorang, tetapi Ghibah tetaplah suatu perbuatan yang zalim.
Perbuatan Ghibah dalam Islam dianggap sebagai perbuatan yang dapat menimbulkan fitnah. Perlu untuk diketahui bahwa seseorang yang berghibah bahkan diibaratkan dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Perbuatan Ghibah akan mendekatkan seseorang yang melakukannya untuk dekat dengan perbuatan dengki, hingga fitnah.
Hukum dan Larangan Ghibah
Perbuatan Ghibah merupakan perbuatan yang dilaknat oleh Allah SWT, seperti apa yang tercantum di dalam Surat An-Nur Ayat 19:
"Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat."
Allah SWT menggambarkan perilaku orang yang suka ghibah atau menggunjing dan membicarakan orang lain dalam Surat Hujurat Ayat 12:
"Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan Maha penyayang."
Rasulullah SAW juga melarang umatnya untuk berghibah. Diriwayatkan dalam hadist Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada di sini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim."
Dosa Ghibah Berat dari Dosa Zina
Menurut beberapa narasumber menjelaskan bahwa perbuatan Ghibah dinilai sebagai perbuatan yang lebih berat dari perbuatan Zina.
"Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya," (HR At-Thabrani).
Selain itu, diriwayatkan bahwa Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS:
"Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka."
Di kehidupan akhirat nanti, orang orang yang suka berghibah akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT oleh orang yang dighibahkannya. Amal kebaikannyapun akan dibayarkan kepada orang orang yang pernah dighibahkannya. Kemudian ketika amal kebaikannya telah habis kemudian amal keburukan dari orang yang telah mereka dzalimi akan ditimpakan kepadanya.