Raih Berkah dari Bekerja dengan Akhlak, Dalam bekerja kita tidak hanya sekedar mencari rezeki, melainkan juga mencari berkah atas rezeki yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT.
Salah satu cara untuk memperoleh berkah di dalam bekerja, adalah dengan cara bekerja di jalan yang benar dan tidak melakukan sebuah pekerjaan yang tidak diizinkan atau diridhai oleh Allah SWT seperti misalnya mencuri, menipu, riba dan lain sebagainya.
Etika Bekerja dan Akhlak dalam Islam
1. Bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.
Ini merupakan hal dan landasan terpenting bagi seorang yang bekerja. Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah. Ia sadar, bahwa bekerja adalah kewajiban dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Ia faham bahwa memberikan nafkah kepada diri dan keluarga adalah kewajiban dari Allah. Ia pun mengetahui, bahwa hanya dengan bekerjalah ia dapat menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya, seperti zakat, infaq dan shodaqah. Sehingga ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah.
2. Itqon, tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja
Dalam sebuah hadits, riwayat Aisyah ra, bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) dalam pekerjaannya.” (HR. Thabrani).
3. Jujur dan amanah
Dalam hadits riwayat Imam Turmudzi : Dari Abu Said Al-Khudri ra, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Pedagang yang jujur lagi dipercaya (amanah) akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’.
Berikut hadis-hadis tentang keharusan bekerja keras:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:لَوْ اَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ, تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا.
Artinya: "Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah, no. 4164]
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)