Tradisi lebaran yatim di Indonesia. Sudah menjadi sebuah tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat muslim di indonesia yang selalu merayakan lebaran anak yatim pada saat tanggal 10 muharram . di dalam perayaan ini sebagian masyarakat Indonesia sudah beranggapan kalau di tanggal 10 muharram (asyura ) adalah Hari raya anak Yatim.
Hari raya anak yatim ini dikenal dengan idul Yatama (Hari Raya anak yatim) istilah ini menurut sebagian masyarakat Indonesia mereka mengatakan hanya sebagai kegembiraan bagi anak-anak yatim. Karena di saat itu banyak para donatur yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Kita ketahui terdapat di dalam hadits riwayat Abu Dawud Radhiallahu anha menyatakan kalau hari raya umat muslim hanya ada dua yaitu idul adha dan idul fitri:
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya:
“Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.
” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134).
Hadits –hadits yang terdapat tentang keutamaan menyantuni anak yatim di tanggal 10 muharram itu semuanya statusnya Dhaif alias lemah atau tidak shahih. Maka dari itu ada beberapa kelompok islam lainnya yang mengharamkan praktek ini.
Dalam menyantuni anak yatim itu adalah ibadah yang dimana tidak diperbolehkan mengkhususkan pada waktu-waktu tertentu saja. Namun pekerjaan sepanjang masa yang tidak bisa diidentikan dengan waktu tertentu. Tetapi mereka yang melakukan lebaran anak yatim pun sebenarnya mereka mengetahui kalau hadits –hadits tersebut adalah dhaif. Namun mereka tetap saja melakukannya dengan alasan yang tidak bisa diungkapkan karena argumen tersebut adalah argumen yang ngasal.
Adapun hadits yang secara umum menaungi nya yaitu hadits keutamaan menyantuni anak yatim tanpa mengkhususkan hari.
Dari Ummu Said binti Murrah Al Fihri, dari ayahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
“Kedudukan dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 133, shahih) Lihat As Silsilah Ash Shahihah (800)
Adapun amalan yang biasa dilakukan pada bulan asyura (10 Muharram) yaitu puasa Asyura . puasa ini merupakan puasa yang paling utama pada bulan Muharram. Dari hari-hari yang sebulan itu. Berpuasa di hari tersebut akan menghapus dosa-dosa setahun yang lalu . Abu Qatadah Al Anshari berkata.
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162.)
An Nawawi –rahimahullah– mengatakan, “Para ulama sepakat, hukum melaksanakan puasa ‘Asyura untuk saat ini (setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, -pen) adalah sunnah dan bukan wajib.” (l Minhaj Syarh Muslim, 8/4.)
Semoga kita terdorong untuk melakukan puasa Asyura. Cukup ayat ini sebagai renungan. Allah Ta’ala berfirman,
“(Kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”.” (QS. Al Haqqah: 24